BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan .ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni,tetapi merupankan perpaduan dari bermacam-macam ilmu-ilmu dasar yang lain. ilmu-ilmu lain yang termasuk didalamnya ialah ilmu tanah (Geology),ilmu bumi (Geografy),ilmu fisika (physics) ilmu kimia(Cemistry),ilmu hayat (Biology) dan ilmu iklim (Meterology).namun demikian ilmu oseanografi biasanya hanya dibagi menjadi empat cabang ilmu saja yaitu:fisika oseanogarfi,geologi oseanografi,kimia oseanografi,biologi oseanografi.
Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan γράφειν atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat kimia dan sifat fisik didalam samudera dan pada batas-batasnya. Topik beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan fisika.
Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika, dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut.
Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W. Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (yang berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di dalam laporan yang diedit oleh Murray. Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi internasional yang pertama kali didirikan adalah The International Council for the Exploration of the Sea (1901).
1.2 Tujuan
Dalam penyusunan makalah praktikum lapang mata kuliah Oseanografi yang dilaksanakan di pulau panjang terdapat tujuan yang diantaranya adalah menganalisa mengenai Pengukuran dan Penghitungan seperti Arus,Gelomabang,Pasang Surut,Kecerahan,Suhu,DO,dan pH air laut yang terdapat dipulo panjang dan karangantu. Serta dapat mengaplikasikannya dalam pengembangan ilmu-ilmu Oseanografi yang ada di Banten menjadi lebih baik dan berkelanjutan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang terdapat dalam makalah praktikum lapang mata kuliah Oseanografi antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengetahui Arus, Gelomabang, Pasang Surut, Kecerahan, Suhu, DO,dan pH air laut yang terdapat di pulau panjang
b. Mengetahui proses-proses yang dilakukan para ilmuan oseanografi mulai dari bagaimana cara pengukurannya, perawatan, sampai metode penelitiannya.
c. Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan Arus, Gelomabang, Pasang Surut, Kecerahan, Suhu, DO, dan pH air laut yang terdapat di pulau panjang.
d. Mengaplikasikannya dalam pembangunan ilmu Oseanografi secara terpadu dan berkelajutan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran praktikum di pulo panjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Arus
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan didunia.arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.peta arus telah dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. kita dapat mengetahui adanya arus-arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi kebangsaan amerika Matthew fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak tahun 1840.Ia membuat sebuah gambar dari sistem arus-arus dunia berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap besarnya pengaruh arus yang mempengaruhi
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia[1]. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling. Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu:
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
Adapun jenis – jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Berdasarkan penyebab terjadinya
Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis.
Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis.
Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
2.
Berdasarkan Kedalaman
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.

Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Hutabarat dan Evans, 1986 ,Nontji,1987,Sahala Hutabarat,1986
4.2 Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran). Gelombang ialah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu. Suatu medium disebut:
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik.
Jenis-Jenis Gelombang
1. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).
Macam-macam gelombang
Menurut arah getarnya:
· Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang cahaya, dll.
· Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.
Menurut amplitudo dan fasenya :
· Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.
· Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
Menurut medium perantaranya:
· Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.
· Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.
Persamaan umum gelombang
Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran yang dimiliki oleh getaran, antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran yang dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang gelombang.

Gelombang stasioner ini dapat terjadi oleh karena interferensi (penggabungan dua gelombang yaitu gelombang datang dan pantul).
Pantulan gelombang yang terjadi dapat berupa pantulan dengan ujung tetap dan dapat juga pantul pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap, maka gelombang pantul mengalami pembalikan fase (berbeda fase 1800) terhadap gelombang dating.
Penyebab terjadi gelombang laut dipengaruhi beberapa factor berikut:
1. Kecepatan angin
2. Lama angina bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh
3. Kedalaman air laut
4. Adanya getaran kulit bumi di dasar laut
5. Tetapi factor utamanya karena angin dan gempa
Ombak karena angina = biasanya ombak terjadi karena geseran angina dipermukaan air, sebab itu arah gelombang searah dengan arah angina yang menimbulkannya. Tinggi dan besarnya ombak tergantung kekuatan angiin, semakin kencang anginnya semakin tinngi ombaknya.
4.3 Pasang Surut
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
Beberapa teori tentang pasang surut laut yaitu :
1.Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory). Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit pasang surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari. Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
2.Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory). Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah Kedalaman perairan dan luas perairan, Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis), Gesekan dasar.

Gamba
Gambar 1 . Pasang Purnama (saat purnama)

Gambar 2. Pasang perbani
Ø Tiga tipe pasang surut yang dapat diketahui, yaitu :
a. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
b. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
c. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.




Gambar 5. Pasang surut campuran Gambar 6. Spring Tide dan Neap Tide
Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range).
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe
Selain dengan melihat data pasang surut yang diplot dalam bentuk grafik, tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk (Pond and Pickard, 1983):
221 ASAMA KA OF + + =
dengan ketentuan :
F ≤ 0.25 = Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)
0,25<F≤1,5 = Pasang surut tipe campuran condong harian ganda (mixed mainly semidiurnal tides)
1,50<F≤3,0 = Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal (mixed mainly diurnal tides)
F > 3.0 = Pasang surut tipe tunggal (diurnal tides)
Dimana:
F | : | bilangan Formzal |
AK1 | : | amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari |
AO1 | : | amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan |
AM2 | : | amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan |
AS2 | : | amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari |
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Untuk meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut yang baru.
4.4 Kecerahan
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40 meter. Laut yang jernih merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang dari cangkang binatang koral. Air laut juga menampakan warna yang berbeda-beda tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada.
Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:
§ Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
§ Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.
§ Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar.
§ Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.
§ Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon.
§ Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
§ Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.
4.5 Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pola suhu di perairan laut pada umumnya:
a. Makin ke kutub makin dingin
b. Makin ke bawah makin dingin
Pada permukaan samudera, umumnya dari khatulistiwa berangsur-angsur dingin sampai ke laut-laut kutub, di khatulistiwa ± 28° C, pada laut-laut kutub antara 0° sampai 2° C.
Panas matahari hanya berpengaruh di lapisan atas saja. Di dasar samudera rata-rata 2oC (juga di dasar samudera daerah tropik). Sebab yang utama adalah karena air dingin yang berasal dari daerah kutub mengalir kearah khatulistiwa. Laut yang tidak dipengaruhi arus dingin suhunya tinggi. Laut Tengah misalnya sampai jauh ke bawah, suhunya 130 C (karena ambang Jibraltar menghambat arus dingin dari Atlantik).
Suhu adalah suatu besaran fisika yang menyatakan banyaknya bahang yang terkandung dalam suatu benda. Secara alamiah sumber utama bahang dalam air laut adalah matahari. Setiap detik matahari memancarkan bahang sebesar 1026 kalori dan setiap tempat dibumi yang tegak lurus ke matahari akan menerima bahang sebanyak 0.033 kalori/detik. Pancaran energi matahari ini akan sampai kebatas atas atmosfir bumi rata- rata sekitar 2 kalori/cm2/menit. Pancaran energi ini juga sampai ke permukaan laut dan diserap oleh massa air (Meadous and Campbell,1993).
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah kutub sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal. (Hutabarat,dan,Evans,1986).
Sebaran suhu secara menegak ( vertikal) diperairan Indonesia terbagi atas tiga lapisan, yakni lapisan hangat di bagian teratas atau lapisan epilimnion dimana pada lapisan ini gradien suhu berubah secara perlahan, lapisan termoklin yaitu lapisan dimana gradien suhu berubah secara cepat sesuai dengan pertambahan kedalaman, lapisan dingin di bawah lapisan termoklin yang disebut juga lapisan hipolimnion dimana suhu air laut konstan sebesar 4ºC. Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu yaitu perubahan suhu terhadap kedalaman sebesar 0.1ºC untuk setiap pertambahan kedalaman satu meter (Nontji,1987).
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar antara 2°C – 4°C (Hutagalung,1988)
Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil.
Lapisan permukaan hingga kedalaman 200 meter cenderung hangat, hal ini dikarenakan sinar matahari yang banyak diserap oleh permukaan. Sedangkan pada kedalaman 200-1000 meter suhu turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air laut relatif konstan dan biasanya berkisar antara 2-4ºC (sahala,hutabarat,1986).
Faktor yang memengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986).
4.6 DO (Dissloved oxyen)
Dissloved oxyen adalah kandungan oksigen terlarut diperairan.
Oksigen adalah unsur ketiga yang paling melimpah di alam semesta dan membentuk hampir 21% dari atmosfer bumi. Oksigen menyumbang hampir setengah dari massa kerak bumi, dua pertiga dari massa tubuh manusia dan sembilan persepuluh massaair.
Oksigen ditemukan untuk pertama kalinya oleh Chemist Swedia, Carl Wilhelm Scheele, pada tahun 1772. Joseph Priestly, seorang ahli kimia Inggris, mandiri, menemukan oksigen pada tahun 1774 dan menerbitkan penemuannya tahun yang sama, tiga tahun sebelum Scheele dipublikasikan. Antoine Lavoisier, seorang kimiawan Perancis, juga menemukan oksigen pada 1775, adalah yang pertama untuk mengenalinya sebagai elemen, dan menciptakan nama "oksigen" - yang berasal dari kataYunaniyangberarti"asam-bekas".
Ada perselisihan bersejarah tentang siapa yang menemukan oksigen. Sebagian besar kredit Priestly sendiri atau Baik Imam dan Scheele. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang sengketa ini, pergi ke bagian link, di bagian bawah halaman ini.
TerkenalPercobaanOksigendariMineral
Pada tahun 1772, Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa oksida mangan merah-panas menghasilkan gas. Ia menyebut gas "udara api" karena brilian bunga api yang dihasilkan ketika datang di kontak dengan debu arang panas. Dia mengulangi percobaan dengan memanaskan kalium nitrat, oksida merkuri, dan bahan lain dan menghasilkan gas yang sama. Ia mengumpulkan gas dalam bentuk murni menggunakan tas kecil. Dia menjelaskan sifat dari "udara api" menggunakan teori phlogiston, yang segera didiskreditkan oleh Lavoisier. Hati-hati ia mencatat percobaan dalam catatannya, tapi menunggu beberapa tahun sebelum penerbitan mereka.
4.7 pH
Oksigen ditemukan untuk pertama kalinya oleh Chemist Swedia, Carl Wilhelm Scheele, pada tahun 1772. Joseph Priestly, seorang ahli kimia Inggris, mandiri, menemukan oksigen pada tahun 1774 dan menerbitkan penemuannya tahun yang sama, tiga tahun sebelum Scheele dipublikasikan. Antoine Lavoisier, seorang kimiawan Perancis, juga menemukan oksigen pada 1775, adalah yang pertama untuk mengenalinya sebagai elemen, dan menciptakan nama "oksigen" - yang berasal dari kataYunaniyangberarti"asam-bekas".
Ada perselisihan bersejarah tentang siapa yang menemukan oksigen. Sebagian besar kredit Priestly sendiri atau Baik Imam dan Scheele. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang sengketa ini, pergi ke bagian link, di bagian bawah halaman ini.
TerkenalPercobaanOksigendariMineral
Pada tahun 1772, Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa oksida mangan merah-panas menghasilkan gas. Ia menyebut gas "udara api" karena brilian bunga api yang dihasilkan ketika datang di kontak dengan debu arang panas. Dia mengulangi percobaan dengan memanaskan kalium nitrat, oksida merkuri, dan bahan lain dan menghasilkan gas yang sama. Ia mengumpulkan gas dalam bentuk murni menggunakan tas kecil. Dia menjelaskan sifat dari "udara api" menggunakan teori phlogiston, yang segera didiskreditkan oleh Lavoisier. Hati-hati ia mencatat percobaan dalam catatannya, tapi menunggu beberapa tahun sebelum penerbitan mereka.
4.7 pH
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari " p", lambang matematika dari negatif logaritma, dan " H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. (sahala,hutabarat,1986).
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp(pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat)[3], dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi.

dengan aH adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektroda ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. pH umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi. Perbedaan energi pada elektroda gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst:

dengan E adalah potensial terukur, E0 potensial elektroda standar, R tetapan gas, T temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer. Potensial elektroda E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen.
Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektroda dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.
Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani
elektroda referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan X | H2 | Pt
dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya (standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanya

Perbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektroda yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC. Larutan standar yang digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektroda sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.
Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam, memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas.
pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.
Umumnya indikator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
p[H]
Menurut definisi asli Sørensen , p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektroda yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran. Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektroda standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk
![E = E^0 + f\frac{RT}{nF} \log_e[\mbox{H}^+]](file:///C:/DOCUME~1/ADMINI~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.gif)
Persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektroda tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi.
Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] + 0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan.
pOH
pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan
[OH−] = KW /[H+]
pOH = pKW − pH.
Sehingga, pada suhu kamar pOH ≈ 14 − pH. Namun hubungan ini tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu Dan Tempat
Dalam Praktikum Oseanografi yang telah dilaksanakan di pulo panjang dan karangantu pada hari sabtu-minggu yangbertepatan tanggal 18-19 desember 2010
3.2. Metode Pengukuran
3.1.1. Arus
Langkah Kerja
Dalam melakukan perhitungan arus air laut menggunakan sebuah ampul atau bola pingpong yang berfungsi sebagai pengukur arus perairan tersebut dan dihitung dalm waktu 1 menit.
3.1.2. Gelombang
Langkah Kerja
Pengukuran gelombang dengan menghitung tinggi gelombang dan panjang gelombang menggunakan alat sederhana yaitu sebatang pipa pralon 5cm dengan ditandai lalu beri jarak setiap 10cm.
3.1.3. Pasang Surut
Langkah Kerja
Pengamatan atau pengukuran pasang dan surut permukaan air laut di amati pada pukul 17.30 WIB di pelabuahan pulau panjang, alat yang dipergunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan meteran dan pralon yang sudah ditandai dengan cm.
3.1.3. Kecerahan
Langkah kerja
Dalam melakukan praktikum kecerahan air laut dengan menggunakan alat khusus untuk melihat kecerahan air laut yaitu piringan atau disebut juga Sechidisk. Yang konsep kerjanya merupakan wilayah penetrasi cahaya matahari dari permukaan sampai kedalaman tertentu dimana intensitas matahari tinggal sekitar 5%.Penentuan kedalaman pengukuran kecerahan yaitu dimana piring secchi masih terlihat dan apa bila diturunkan sedikit menjadi tidak terlihat.Pengukuran sebaiknya dilakukan pada siang hari dan tidak langsung terkena sinar matahari atau terlindung.hasil pengukuran dapat memberikan gambaran kasar kepadatan phytoplangton dalam perairan dengan kandungan partikel-partikel tersuspensi dan terlarut tidak terlalu tinggi dan konstan.
3.1.3. Suhu
Langkah kerja
Dalam melakukan pengukuran suhu air laut dengan menggunakan alat khusus untuk mengukur suhu air laut yaitu currentmeter. Karena air laut mengandung kadar asin yang tinggi sehingga dapat mempercepat proses karat pada bahan logam atau besi, maka dari itu menggunakan alat pengukur suhu air laut yang khusus yaitu currentmeter. Cara kerja alat ini cukup praktis, dengan, mencelupkan bagian ujung currentmeter yang ada kipas dibawahnya ke bawah permukaan air laut, lalu tekan tombol star mulai dari angka ”0” secara otomatis akan keluar angka, angka tersebut adalah derajat suhu air laut tersebut.
3.1.3 DO
Dalam melakukan pengukuran DO air laut dengan menggunakan alat khusus yaitu masih sejenis dengan mengukur suhu air laut yaitu menggunakan cuurentmeter . Cara kerja alat ini cukup praktis, dengan, mencelupkan bagian ujung currentmeter yang ada kipas dibawahnya ke bawah permukaan air laut, lalu tekan tombol star mulai dari angka ”0” secara otomatis akan keluar angka, angka tersebut adalah derajat DO air laut tersebut.
3.1.3 pH
Langkah kerja
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hydrogen atau diistilahkan dengan potential of hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Arus
2.1.1 Hasil
Percobaan ke- | 1 | 2 | 3 |
Jarak (cm) | 120 | 130 | 80 |
· Percobaan yang pertama.
120cm



Bola pingpong Awal Bola pingpong Akhir
____________________________________________ garis pantai
· Percobaan yang kedua
130cm



Bola pingpong Awal Bola pingpong Akhir
_____________________________________________ garis pantai
· Percobaan yang keTiga
80cm



Bola pingpong Awal Bola pingpong Akhir
____________________________________________ garis pantai
4. Pembahasan
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu :
1.Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.
2.Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
3.Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
2.2. Gelombang
2.2.1 Hasil
Pengamatan dilakukan di pantai Pulo Panjang.
No | Panjang dan Tinggi Gelombang | Nilai (cm) | Nilai (cm) |
1 | Panjang | 23 cm | 22 cm |
2 | Titik Tengah | 9 cm | 5 cm |
3 | Tinggi | 12,5 cm | 22 cm |
2.2.2 Pembahasan
Banyak factor penyebab terjadinya gelombang, diantaranya:
· Kecepatan angin
· Lama angin bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh
· Kedalaman air laut
· Adanya getaran kulit bumi di dasar laut
· Tetapi faktor utamanya karena angin dan gempa
Gelombang atau disebut juga dengan ombak terjadi karena geseran angina dipermukaan air, sebab itu arah gelombang searah dengan arah angin yang menimbulkannya. Tinggi dan besarnya ombak tergantung kekuatan angin, semakin kencang anginnya semakin tinggi ombaknya.
2.3. Pasang Surut
2.3.1 Hasil
Pengamatan dilakukan dipelabuhan Pulau Panjang.
No | Parameter Pasang dan Surut | Nilai (meter) |
1 | Pasang | 69 cm |
2 | Surut | 10 cm |
3 | Pasang tertinggi | 72 cm. |
2.3.2 Pembahasan
Ada beberapa macam pasang, diantaranya :
Pasang purnama (spring tide), terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang yang tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
2.4. Kecerahan
2.4.1 Hasil
No | Jarak Pengukuran | Kecerahan (cm) |
1 | 100 m | 10 cm |
2 | 150 m | 14 cm |
3 | 200 m | 20 cm. |
2.4.2 Pembahasan
Dalam kegiatan kecerahan air laut yang bertempat di pulo panjang kecerahan tergantung jarak yang kita ukur ,adapun jarak pertama yang telah diukur 100 m dengan kecerahan 10cm,yang kedua jaraknya 150m kecerahannya 14cm,dan yang ketiga 200m kecerahannya 20 cm,tingkat kecerahan tersebut diharapkan menggambarkan kepadatan plankton yang sesuai,nilai kecerahan yang kurang dari 25 cm berarti perairan laut tersebut kepadatan planktonnya terlalu tinggi sehingga dapat menimbulkan terjadinya penurunan kandungan oksigen terlarut hingga mencapai titik krtis pada malam atau dini hari,sementara itu ,apabila kecerahan perairannya > 40cm berarti laut tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah.pengukuran kecerahan ini akan lebih bermanfaat apabila disertai pula penamatan terhadap parameter kualitas air lainnya yang terkait, seperti kepadatan plangton, kandungan oksigen terlarut dan beberapa unsure kimia lai.
2.5. Suhu
2.5.1 Hasil
Pengukuran suhu di Karangantu.
No | Parameter Kualitas Air | Nilai (derajat) |
1. | Suhu | 28,90 |
2.5.2 Pembahasan
Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Perubahan suhu juga bias dipengaruhi oleh aliran sungai. Karena adanya pencampuran air laut dengan air sungai yang dapat mempengaruhi suhu perairan tersebut.
Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Pemanasan di daerah tropik/khatulistiwa akan berbeda dengan hasil pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub. Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis sinar matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya akan lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan sinar jatuh, di daerah kutub banyak sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
Namun walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas. Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2 °C.
2.6.DO
2.6.1 Hasil
No | Parameter Kualitas Air | Nilai (derajat) |
1. | DO(Dissloved oxyen) | 6,00 |
2.6.2 Pembahasan
Oksigen adalah unsur ketiga yang paling melimpah di alam semesta dan membentuk hampir 21% dari atmosfer bumi. Oksigen menyumbang hampir setengah dari massa kerak bumi, dua pertiga dari massa tubuh manusia dan sembilan persepuluh massaair.
Banyak factor penyebab terjadinya gelombang, diantaranya:
Banyak factor penyebab terjadinya gelombang, diantaranya:
· Kecepatan angin
· Lama angin bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh
· Kedalaman air laut
· Adanya getaran kulit bumi di dasar laut
Tetapi faktor utamanya karena angin dan gempa
2.7.pH
2.7.1 Hasil
Pengukuran pH bernilai 6,24 dan 5,25 yang dilaksanakan di pulo panjang dan karangantu. Pengukuran pH menggunakan alat yang canggih yang dinamakan pHmeter.
2.7.2 Pembahasan
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hydrogen. Nilai pH dari suatu unsur adalah perbandingan antara konsentrasi ion hydrogen [H+] dengan konsentrasi ion hidroksil [OH-]. Jika konsentrasi H+ lebih besar dari OH-, material disebut asam; yaitu., nilai pH adalah kurang dari 7. Jika konsentrasi OH- lebih besar dari H+, material disebut basa, dengan suatu nilai pH lebih besar dari 7. Jika konsentrasi H+ sama dengan OH- maka material disebut sebagai material netral. Asam dan basa mempunyai ion hydrogen bebas dan ion alkali bebas.Besarnya konsentrasi ion H+ dalam larutan disebut derajat keasaman. Untuk menyatakan derajat keasaman suatu larutan dipakai pengertian pH.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam kegiatan praktikum ini dapat diambil kesimpulan, bahwa peristiwa atau proses alam yang terjadi di perairan laut maupun pantai banyak pengaruhnya. Pengaruh itu bias berdampak kepada kehidupan ekosistem perairan itu sendiri dan berpengaruh juga terhadap masyarakat sekitar, misalkan masyarakat setempat mengandalkan mata pencahariannya dari hasil laut maka pengaruhnya sangat besar. Selain itu juga dengan mengetahui parameter perairan laut kita dapat mengetahui perbedaan apa saja dan factor penyebab yang membedakan perairan satu dengan perairan lain.
4.2. Saran
Dalam praktikum lapang Oseanogrsfi mngkin banyak kekurangan dibandingkan kelebihannya ,penulis meminta kritik dan saran buat penulisan makalah ini dalam hal pembelajaran dan sinergis praktikum lapang ini
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar Oseanografi Sahala Hutabarat dan Stewart M.Evans
( Penerbit UI press 2008 ) Hutabarat dan Evans, 1986, Nontji,1987, Sahala Hutabarat,1986.
Evans, S.M.and J.M. Hardy,Seashore and sand Dunes ( London: Hienemann Educationl Book Ltd.,1970)
Friedrich,H.,Marnie Biology ( London:Sidgwick & Jackson, 1969 ).
Gross, M.G.,Oceanography A View of the Earth ( New Jersey: Prentice-Hall,1979 ).
Susilo, S. B. 2000. Penginderaan Jauh Terapan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
D. K. Nordstrom, C. N. Alpers, C. J. Ptacek, D. W. Blowes (2000). Negative pH and Extremely Acidic Mine Waters from Iron Mountain, California. Environmental Science & Technology 34 (2), 254-258. (Available online: DOI | Abstrak | Teks penuh (HTML) | Teks penuh (PDF))
The Measurement of pH - Definition, Standards and Procedures – Report of the Working Party on pH, IUPAC Provisional Recommendation"]. 25 Desember 2010. http://www.iupac.org/reports/provisional/abstract01/rondinini_prs.pdf. A proposal to revise the current IUPAC 1985 and ISO 31-8 definition of pH.
Carlsberg Group Company History Page, http://www.carlsberggroup.com/Company/Research/Pages/pHValue.aspx
University of Waterloo - The pH Scale, http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c123/ph.html
Nørby, Jens. 2000. The origin and the meaning of the little p in pH. Trends in The Biochemical Sciences 25:36-37
Quantities and units – Part 8: Physical chemistry and molecular physics, Annex C (normative): pH. International Organization for Standardization, 1992.
Definitions of pH scales, standard reference values, measurement of pH, and related terminology. Pure Appl. Chem. (1985), 57, pp 531–542.
Nordstrom, DK et al. (2000) Negative pH and extremely acidic mine waters from Iron Mountain California. Environ Sci Technol,34, 254-258.
Zemaitis, J.F.; Clark, D.M; Rafal, M; Scrivner, N.C. (25 Desember 1986). Handbook of Aqueous Electrolyte Thermodynamics: Theory & Application. Wiley. ISBN 978-0-8169-0350-4. Chapter 4
Rossotti, F.J.C. (1965). "Potentiometric titrations using Gran plots: A textbook omission". J. Chem. Ed. 42: 375–378.
Mendham, J.; Denney, R. C.; Barnes, J. D.; Thomas, M.J.K.; Denney, R. C.; Thomas, M. J. K. (2000), Vogel's Quantitative Chemical Analysis (edisi ke-6th), New York: Prentice Hall, ISBN 0-582-22628-7 Section 13.23, "Determination of pH"
http://www.freedrinkingwater.com/water-education/quality-water-ph.htm
LAMPIRAN

Gambar 1.1 currentmeter
Opsi:
Stasioner operasi dengan koneksi langsung ke memori PC atau data, data memori sampai 1.000.000 nilai-nilai pengukuran
Stasioner operasi dengan koneksi langsung ke memori PC atau data, data memori sampai 1.000.000 nilai-nilai pengukuran
Portable perangkat untuk mengukur point-by-point untuk mengakses kecepatan saat ini dalam menjalankan perairan. Para RHCM terdiri dari baling-baling hydro-metrik di ujung bawah batang teleskopik dan
terminal splash-bukti tangan.
Kepala pengukur dapat menjadi-gled sampai ± 90 °. Nilai pengukuran ditampilkan pada sebuah terminal tangan, dan nilai-nilai yang disimpan ditransfer ke PC dengan cara dari HydroLink perangkat lunak.
terminal splash-bukti tangan.
Kepala pengukur dapat menjadi-gled sampai ± 90 °. Nilai pengukuran ditampilkan pada sebuah terminal tangan, dan nilai-nilai yang disimpan ditransfer ke PC dengan cara dari HydroLink perangkat lunak.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar